Mesuji, – Hingga hari ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Mesuji belum memberikan tanggapan resmi terkait dugaan pelanggaran serius dalam proyek pembangunan SDN 2 Mesuji. Publik menilai sikap diam tersebut justru memperkuat kecurigaan akan adanya keterlibatan oknum di dalam institusi tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, proyek senilai Rp 2,46 miliar yang dikerjakan oleh CV. Dulu Ratu diduga sarat rekayasa. Sejumlah pelanggaran mencolok ditemukan, mulai dari penggunaan material tidak sesuai spesifikasi, pelanggaran standar keselamatan kerja (K3), hingga dugaan pengawasan fiktif dari pihak pelaksana dan dinas.
Namun, ketika media mencoba menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Mesuji maupun pihak terkait lainnya, tidak ada satu pun yang bersedia memberikan pernyataan. Beberapa panggilan dan pesan konfirmasi dari awak media juga tak direspons.
LSM Desak Transparansi
Forum Rakyat Anti Korupsi (FORAKSI) menyayangkan sikap tertutup Dinas Pendidikan yang dinilai tidak mencerminkan semangat reformasi birokrasi dan keterbukaan informasi publik.
“Kalau mereka memang tidak terlibat, buktikan dengan keterbukaan. Jangan malah sembunyi. Diamnya dinas justru membuka celah dugaan bahwa ini bukan sekadar kelalaian, tapi ada unsur kesengajaan,” ujar Dwi Yulian, Koordinator FORAKSI.
Masyarakat Pertanyakan Akuntabilitas
Warga Desa Sungai Badak juga mengaku kecewa dengan lambannya respons dari pemerintah daerah.
“Ini bukan proyek kecil. Ini bangunan sekolah untuk anak-anak kami. Tapi kenapa dinas seperti tidak peduli? Jangan sampai ini jadi preseden buruk bagi proyek-proyek pendidikan lain,” kata Sugeng, warga setempat.
Pemerintah Daerah Didorong Turun Tangan
LSM juga mendesak Bupati Mesuji dan Inspektorat segera turun tangan melakukan klarifikasi terbuka dan audit internal.
“Kita tidak bisa berharap pada dinas yang diduga terlibat untuk memeriksa dirinya sendiri. Bupati harus ambil alih situasi ini, agar tidak semakin merusak kepercayaan publik,” tambah Dwi. (*)